Platform media X yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter, mengumumkan pada hari Sabtu (17-08-24) bahwa mereka akan menutup operasinya di Brasil "efektif segera." Keputusan ini muncul setelah hakim Brasil, Alexandre de Moraes, mengeluarkan apa yang disebut "perintah penyensoran" yang dianggap berlebihan dan mengancam kebebasan berekspresi di negara tersebut.
Dalam gambar dokumen yang diduga ditandatangani oleh Moraes, tercantum denda harian sebesar 20.000 reais (sekitar $3.653) dan ancaman penangkapan terhadap perwakilan X, Rachel Nova Conceicao, jika platform tidak sepenuhnya mematuhi perintah Moraes. Meskipun demikian, layanan X tetap tersedia bagi pengguna di Brasil.
Pertarungan hukum antara Moraes dan pemilik X, Elon Musk, telah mencuat sejak awal tahun ini. Moraes sebelumnya memerintahkan X untuk memblokir akun-akun tertentu yang dituduh menyebarkan berita palsu dan pesan kebencian, termasuk akun pendukung mantan Presiden Brasil, Jair Bolsonaro. Keputusan Moraes ini memicu perdebatan tentang kebebasan berekspresi dan tanggung jawab platform media sosial.
Meskipun X menilai perintah Moraes sebagai "tidak konstitusional," mereka akhirnya berbalik arah setelah tantangan dari Musk dan menyatakan akan mematuhi putusan hukum. Pengacara dari Musk yang mewakili X di Brasil mengakui adanya “kesalahan operasional” yang memungkinkan pengguna yang diperintahkan diblokir tetap aktif di platform media sosial. Meskipun demikian, pernyataan ini tidak memberikan detail lebih lanjut tentang apa yang dimaksud dengan “kesalahan operasional” tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar